Minggu, 20 Mei 2012

Robert C. Merton Peraih Nobel Ekonomi 1997 Bersama Myron Socholes

ROBERT C. MERTON,    ahli ekonomi Amerika Serikat. Ia membangun reputasi yang hebat sebagai pelopor dalam pengembangan metode baru untuk menentukan nilai derivatif. Kontribusi yang fundamental ini mengantarnya sebagai peraih Hadiah Nobel Ekonomi pada tahun 1997 bersama Myron Scholes yang dianggap punya kontribusi ilmiah serupa.   

Robert C. Merton lahir pada 31 Juli tahun 1944 di kota New York, Amerika Serikat. Anak kedua dari tiga bersaudara. Ia tumbuh di tengah keluarga yang sangat terdidik. Ayahnya seorang profesor sosiologi  Universitas Columbia yang berhasil meraih Medali Sains Nasional atas kontribusinya dalam memperkenalkan pemikiran-pemikiran baru di bidang sosiologi seperti fokus kelompok dan peramalan self-fulfilling. Ibunya bukanlah wanita karir tetapi berasal dari keluarga kaya yang sangat melek sains.

Merton dibesarkan di kota kecil Hastings-on-Hudson, New York. Kota yang tak luas ini merupakan campuran masyarakat kelas menengah dan kelas bawah yang terkenal maju dalam pendidikan. Sejumlah pemenang Nobel berasal dari sana (James Rainwater, Jack Steinberger, Max Theiler dan  William Vickrey). Sekolah-sekolah negeri dengan standar bagus banyak berdiri di kota ini. Iklim intelektual yang sedemikian menguntungkan bagi Merton diperkuat oleh situasi yang ada di rumahnya sendiri di mana sang ayah menyediakan rupa-rupa buku yang sangat bermutu untuk dibaca. Ayahnya tidak menjadi teladan lewat kata-kata tetapi lebih melalui aksi nyata dan aksi-aksi lain yang bersifat tidak langsung.

Masa-masa yang dilaluinya di jenjang pendidikan dasar dan menengah indah dan mengesankan. Matematika, fisika dan kimia muncul sebagai studi favoritnya. Ia sudah jago kalkulus saat memasuki SMU. Secara keseluruhan prestasi akademiknya amat baik meskipun bukan yang terbaik dan Merton melengkapi hidupnya di masa ini dengan aktif berolah raga. Di umur 17,  ia diterima di Universitas Columbia dan masuk Jurusan Teknik. Matematika adalah bidang studi utamanya baik pada level pra-sarjana maupun sarjana. Di bawah iklim intelektual yang menantang dan di bawah bimbingan guru-guru yang sangat pintar, ia mengeksplorasi seluruh aspek teoritis dan terapan matematika. Fokusnya kemudian adalah ekuasi differensial parsial pada analisis nyata dan kalkulus yang melibatkan fungsi-fungsi variabel kompleks.

Di luar matematika dan ilmu alam, Merton juga mengambil mata kuliah pengantar ekonomi, sosiologi matematika, akunting, investasi pasar bursa, peradaban kontemporer dan humanitas. Saat lulus dari Universitas Columbia, nilai rata-ratanya memang kurang menonjol tetapi nilai untuk mata kuliah-mata kuliah utamanya terhitung sempurna. Dari Columbia, Merton menempuh program doktoral dalam bidang matematika terapan di Institut Teknologi California (Caltech) pada tahun 1966. Namun baru satu tahun di sini, ia meninggalkan matematika dan Caltech untuk membidik bidang ekonomi. Setelah melamar ke banyak tempat, hanya Institut Teknologi Massachussets (MIT) yang bersedia memberinya beasiswa penuh.

Ekonomi menjadi obsesinya lantaran Merton larut dalam keyakinan populer era 1960-an bahwa ekonomi makro telah menciptakan jalan yang fundamental dalam mengendalikan lingkaran bisnis, menghentikan pengangguran dan memerangi inflasi. Ia ingin berperan secara signifikan dalam pengembangan bidang ilmu yang bertalian langsung dengan nasib jutaan orang itu. Merton yakin penguasaannya yang mendalam akan matematika dan teknik bakal memperlancar ikhtiarnya membedah situasi-situasi sekompleks persoalan ekonomi.

Saat tiba di MIT pada musim gugur 1967, Merton disarankan oleh Harold Freeman, ahli statistik yang menjadi dekan Departemen Ekonomi, untuk belajar ekonomi matematika kepada Paul Samuelson. Ia setuju. Ia menemui Samuelson dan langsung cocok satu sama lain. Interaksinya dengan salah satu ekonom terbaik dunia itu sangat intens, demikian pula dengan dua mahasiswa tahun kedua, Stanley Fischer dan Michael Rothschild. Makalah pertama yang muncul dari pertemuannya dengan Samuelson adalah makalah yang terbit di tahun 1969  mengenai model pertumbuhan optimal dengan perubahan populasi endogen. Di tahun 1967 itu juga ia dipekerjakan Samuelson sebagai asisten risetnya.  Dalam relasi profesional ini, keduanya menggarap persoalan-persoalan di sekitar pasar saham, surat jaminan dan surat-surat berharga lainnya. Pada tahun 1969, mereka menerbitkan makalah bersama tentang penentuan harga surat jaminan.

Sebelumnya, di bulan Oktober 1965, Mertonlah, si mahasiswa tahun kedua,  bukan Samuelson, sang profesor institut,  yang tampil sebagai pembicara dalam seminar mengenai topik itu di depan sebarisan penuh staf pengajar MIT:  Kenneth Arrow, Wassily Leontif dan Hendrik Houthakker dll. Buat Merton, ini acara “pembabtisan” yang berat dan tak terlupakan. Berbagai riset yang dijalankan bersama Samuelson memberi banyak inspirasi kepada Merton untuk melakukan riset-riset lanjutan yang dilakukannya sendiri. Disertasinya tentang maksim utilitas ideal dan aplikasi statisnya pada pemilihan portofolio optimal lahir dari proses seperti ini. Dalam menggarap topik itu, ia berusaha menggabungkan teori statis portofolio dengan optimalisasi intertemporal konsumsi seumur hidup di bawah keadaan tak pasti. Hasilnya adalah teori portofolio dinamis dalam kerangka waktu berturutan, sebuah konsep baru yang perumusannya menuntut kepiawaian dalam menggunakan pemrograman dinamis stokastik dan kalkulus Ito.

Begitu penting temuan Merton dalam riset ini sehingga tiga dari lima bab disertasinya diterbitkan sebelum seluruh tulisannya diserahkan kepada para penguji. Bab Keempat, "Optimum Consumption and Portfolio Rules in a Continuous Time Model", ia presentasikan di depan Kongres Dunia II Masyarakat Ekonometri di bulan Agustus 1970 dan kemudian diterbitkan pada tahun 1971. Gelar Ph.D diraihnya pada tahun 1969. Predikat Merton tidaklah summa cum laude karena nilai rata-rata mata kuliahnya biasa-biasa saja. Selama berada di MIT itu, sebagian besar waktunya tercurah untuk penelitian dan sedikit tersisa untuk belajar. Dengan nilai total yang hanya berstatus “lumayan”, Merton tidak langsung ditawari mengajar di MIT. Samuelson sekadar merekomendasikannya untuk mengajar di Harvard tetapi Harvard pun menolak. Terpaksalah pekerjaan itu dicarinya sendiri.

Musim gugur dan musim dingin 1969 merupakan masa yang suram dalam sejarah pribadinya. Ia mondar-mandir untuk menyerahkan surat lamaran dan tak satu pun universitas yang dikontaknya memberi respon sepatutnya. Untunglah, dalam kemacetan itu, Franco Modigliani-pengajar senior di Jurusan Manajemen Sloan, MIT -tampil sebagai dewa penolong. Merton pernah menjadi mahasiswa Modigliani dalam satu mata perkuliahan dan diam-diam Modigliani amat menghargainya karena, dalam status mahasiswa itu, Merton melakukan riset tentang konsumsi seumur hidup optimal yang hasilnya memperteguh hipotesis Modigliani mengenai siklus hidup. Begitu tahu Merton menganggur, Modigliani mengundangnya bergabung di Sloan sebagai staf pengajar finansial. Ia pun ke sana untuk memperkuat kelompok finansial MIT.

Organisasi Sloan ramping sekali. Saat Merton masuk, di sana hanya ada dua profesor senior-Daniel Holland dan Franco Modigliani-plus tiga asisten mereka: Myron Scholes, Stewart Myers dan Gerry Pogue. Dua senior itu amat sibuk dengan berbagai kegiatan di luar sehingga urusan mengajar dan riset  di dalam, praktis diserahkan kepada Scholes dan dua rekannya. Merton bergabung dengan kelompok muda yang mengurus segalanya ini. Delapan belas tahun ia akhirnya berada di Sloan dan dalam tempo yang panjang  itu, ia mengajar dan meriset. Pada dua-duanya ia membangun reputasi yang luar biasa. Dalam mengajar, Merton tak pernah menuliskan apa pun di papan sehingga para mahasiswanya tidak perlu menyalin. Sebagai gantinya, mereka ia beri catatan kuliah yang terperinci jauh-jauh hari  sebelumnya sehingga begitu datang, ia dan mereka tinggal berdiskusi.

Catatan kuliah Merton” menjadi sesuatu yang sangat populer di Sloan, lalu di MIT dan kemudian di dunia akademik negara-negara maju. Sementara kerja riset Merton di Sloan terpilah ke dalam dua periode: 1968-1977 dan 1977-1987. Periode pertama merupakan penelitian dasar dan ini merupakan masa ilmiahnya yang paling produktif, baik ditilik dari jumlah makalah yang dihasilkan maupun dari orisinalitas dan signifikansi makalah-makalah itu. Tema sentralnya adalah penyusunan permodelan berdasarkan kesinambungan waktu proses stokastik dengan pengambilan keputusan berkesinambungan oleh para agen. Di sini model-model yang berhasil ia rumuskan dengan cemerlang mencakup antara lain model dinamis konsumsi seumur hidup optimal, modal seleksi portofolio, model penentuan harga aset ekuilibrium dan model penetapan harga kesatuan klaim.

Pada periode kedua, riset Merton terpusat pada sisi-sisi aplikatif permodelan. Bidang-bidang aplikatif itu amat bervariasi: dari masalah jaminan sosial, keuntungan, kontribusi terbatas, rencana pensiun sektor swasta, asuransi deposito, informasi pasar tepat waktu hingga masalah investasi perusahaan dan kontrak kerja implisit. Di sepanjang dua periode yang produktif itu, Merton sempat pula berkolaborasi dengan sejumlah rekannya. Dengan Stanley Fischer, misalnya, ia menulis makalah-makalah umum mengenai ekonomi makro dan ekonomi finansial. Mitra-mitra penulis Merton lainnya adalah Zvi Bodie, Mathew Gladstein, Roy Henrikson, Alan Marcus, Terry Marsh, Scott Mason dan Myron Scholes.

Pada tahun 1987, ia mengambil cuti satu tahun untuk menulis buku yang ia harapkan bakal merangkum seluruh hasil risetnya di bidang finansial. Hasilnya adalah buku legendaris, "Continuous Time Finance", yang terdiri dari empat belas bab.  Inilah karya sintesis puncak Merton yang  melambungkannya sebagai pakar ekonomi finansial yang langka dan sulit ditandingi.

Pada tahun 1988, Merton pindah dari MIT ke Sekolah Bisnis Harvard (HBS). Di tempat barunya, ia memperoleh penghargaan yang sangat istimewa. Begitu ia masuk, dekan HBS, John McArthur, mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Profesor George Fischer Baker dan memberikan jabatan itu kepada Merton. Ini penghormatan yang bukan main mengingat ia baru saja datang dan belum pernah mengajar satu pun mahasiswa HBS. Selama hampir satu dekade Merton berkiprah di tempat ini dan dalam jangka itu riset-risetnya diilhami oleh Bab 14 buku "Continuous Time Finance" yang membahas soal intermediasi dan institusi. Merton berusaha memahami sistem finansial berdasarkan dinamika perubahan institusional. Secara lebih khusus, ia ingin mempelajari efek teknologi finansial dan inovasi terhadap pergeseran-pergeseran yang berlangsung di ranah lembaga finansial, desain pasar, manajemen perusahaan jasa keuangan dan sistem akunting berikut pola regulasinya.

Pada tahapan tersebut, ia banyak berkolaborasi dengan Zvi Bodie, profesor finansial di Universitas Boston yang pernah menjadi mahasiswanya di MIT. Secara bersama-sama, mereka mengembangkan gagasan mengaplikasikan perspektif fungsional untuk menganalisis dan memprediksi perubahan institusi finansial dan mengumpulkan pemahaman yang lebih baik tentang perbedaan antar institusi-institusi kontemporer. Hasil kolaborasi ini berbentuk sejumlah artikel, makalah kerja dan beberapa bab buku. Di tahun 1992, Zvi, kolega Merton di HBS dan Carlies Baldwin menggulir proyek Sistem Finansial Global di HBS untuk mempertajam arah riset mengenai institusi-institusi keuangan.

Dalam karir intelektualnya yang amat panjang, Merton tidak hanya bergumul dengan tantangan mengajar dan meriset tetapi juga dengan tantangan terjun ke dunia praktek baik sebagai konsultan atau pelaku. Jika dihitung mulai tahun 1969 hingga tahun 1990-an, amat banyak lembaga keuangan kelas kakap yang menggunakan jasa konsultasinya. Di jalur ini ia sering bekerjasama dengan Myron Scholes. Inovasi mereka luar biasa dan banyak sekali produk gagasan mereka yang kemudian menjadi bagian penting dari dunia pasar finansial yang riil dan berskala global, misalnya berbagai entitas finansial baru seperti mutual fund dan rupa-rupa instrumen derivatif.

Di tahun-tahun mutakhir dari karir intelektualnya, Merton bahkan akhirnya meninggalkan kampus dan terjun langsung ke dalam perusahaan-perusahaan keuangan yang ia dirikan bersama rekan-rekannya. Puncak dari manuver ini adalah pendirian Manajemen Modal Jangka-Panjang (LTCM). Ia di sini bersama John Meriwether, Victor Haghani, Gregory Hawkins, Myron Scholes, William Krasker, Richard Leahy, David Mullins. Bersama mereka semua, Merton tercatat sebagai pendiri LTCM. Kelompok kecil para pendiri ini, dengan bantuan sekelompok pegawai awal, melakukan serangkaian pengujian di sektor finansial, telekomunikasi dan teknologi komputer, mempekerjakan orang-orang yang ahli di bidang strategi dan operasi, merancang struktur organisasi bisnis, meneken kesepakatan kontrak yang kompleks dengan investor dan mitra bisnis, membangun kantor pusat di Amerika dan Inggris serta menggalang dana lebih dari 1 milyar dolar dari para investor. Hanya dalam waktu beberapa tahun, LTCM berhasil tumbuh menjadi perusahaan finansial berskala raksasa. Bagi Merton, kehadirannya di lembaga ini merupakan medium yang sangat signifikan untuk menggabungkan teori dan praktik finansial. 

Di akhir tahun 1990-an, majalah investasi terkemuka, Institutional Investor, menyebut Merton dan sekumpulan rekannya yang hebat di LTCM sebagai “para pengajar finansial terbaik di muka bumi”. Merton menikah dengan June Rose, seorang aktris opera sabun dan model asal New York, pada tahun 1966. Dari perkawinan ini ia memperoleh satu putri dan dua putra.

Dari berbagai sumber:  nobelprize.org, en.wikipedia.org/
Foto : Wikimedia Commons

7 Komentar:

Mang Lembu mengatakan...

pencerahan pengetahuan yang lengkap, buah tidak akan jatuh jauh dari pohonnya, bapaknya profesor, anaknya ya ngga jauh-jauh, jago kalkulus dan yang lebih hebatnya umur 17 tahun masuk columbia, teknik pula....bayangkan kalau dia anak negeri ini, bangga amat kita ini..

Lina CahNdeso mengatakan...

@ Cilembu thea: Salam sahabat;
Benar sekali, Brada, yang namanya gen itu semang menurun. Insyaallah, Ibu Pertiwi punya kok yang sehebat Robert C Merton, atau tokoh nobel lainnya. Hanya mereka saat ini masih "bertapa".. xixixi...

teman blogger mengatakan...

ya itu lah keuntungan negara membunyai warga seperti beliau!!

kira2 kapan ya indonesia bisa ada org seperti beliau!!

cerita anak kost mengatakan...

wah jagoan bener ni orang, ilmu alam juga tau. MIT lagi, hebat dah.

Lina CahNdeso mengatakan...

@ teman blogger: Insyaallah, lima atau 10 tahun lagi... Amin
Salam sahabat...

Lina CahNdeso mengatakan...

@ cerita anak kost: Yups... bener, Bro.. ANdai dikau yang demikian tentu banyak cewek yang keblinger... xixixi
Salam sahabat

Obat Alternatif Kanker Payudara mengatakan...

Wah cape juga bacanya. Kapan ya orang Indo ada yang seperti itu?

Posting Komentar

"Bila Anda berkenan, dengan segala kerendahan hati, saya mohon, sudilah menuliskan komentar di sini; Bagi Anda yang berniat Copas konten blog, saya persilahkan, dan tolong link balik diikutkan. Terima kasih, Love and Peace".

Please Read This For Peace
(Mohon Baca Ini, Demi Persahabatan)




Disclaimer

I don't and never claim ownership or rights over images published on my blog unless specified.
All images are copyright of their respected creators. If any images that appear on my blog are in violation of copyright law, please contact me on my Chat Box/Guest Book or via my e-mail (maksumhamid [at] trenggalekjelita [dot] web [dot] id) and I will remove the offending pics as soon as possible.

Thank You So Much All Guests and Blogger Friends

I greatly appreciate your kindness to visit my blog and,
in return, I promise I will pay my own visit to your blogs or your sites as soon as possible.; Insyaallah, through this sort of social amiability and solidarity, we could find out a great
deal of thing which will be useful for advancing our human values.
For the sake of friendship and togetherness, please leave a sign of your presence on myChat Box/Guest Book or on comment, so that I can know it precisely and instantly.


Yours sincerely and best regard.
[Lina CahNdeso]

Categories

Senandung Kawula Alit (280) PNS dan Birokrasi (255) Artikel (223) Info (212) Pendidikan (163) Lowongan Kerja (161) Sains-Teknologi Informasi (151) Sejarah Trenggalek (145) Pembangunan (90) Politik (86) Bagi Pahlawan Kemerdekaan (83) Islam (70) Pra-Anggapan (70) Agamaku (69) Kriminal (69) UU-Peraturan (63) Anti Korupsi (60) Catatan Budaya (58) Antik dan Klasik (57) Olahraga (56) Numpang Niwul (54) Cinta dan Kasih Sayang (42) BisnisOnline (37) Tanggung Jawab dan Profesionalisme (37) Software (36) Biografi Tokoh Seni/Sastra Indonesia (35) Sains-Teknologi (32) Biografi Tokoh Peraih Nobel (31) PTC (31) Legeslatif (30) Mesum (27) Palestina (27) Kesehatan (25) Info Beasiswa (24) Thiwul-Manco-Rengginang (22) Zionist (22) Artikel-Copas (21) Flora/Fauna (21) Trik dan Tips Blogging (21) Bencana Alam (20) Langka (20) Selebritis/Tokoh (19) Pariwisata (18) Piala Dunia 2010 (18) Kasus Korupsi (16) Sejarah Dunia (16) English Version (13) Antik dan Klasik. Dongeng (11) Fakta Unik (11) Berita CPNS (9) Fauna (8) Idul Fitri (8) Bencana (6) Bonsai (6) Film (6) Office (6) Poetry (6) Eksekutif (5) My Award (5) Antivirus (4) Biografi Tokoh Lokal (4) Kabinet (4) Puisiku (4) Guest Book (3) Lomba (3) Musibah (3) Polisi (3) Affiliasi Bisnis (2) Bank (2) Biografi Tokoh Seni/Sastra Indonesia (English) (2) Ekonomi/Keuangan (2) Iklan/Pariwara (2) KIB Jilid 2 (2) Mbah Surip (2) Merapi (2) Musik (2) Pelantikan Presiden (2) Taxi (2) lebaran (2) Adipura (1) Alexa (1) Banner Sahabat (1) Biografi Tokoh Seni/Sastra Lokal (1) Catur (1) Cerpen (1) Daftar Posts (1) Dewa Ruci (1) Forex-JSS-JBP (1) GTT (1) Game (1) Google Sandbox (1) Hari Jadi (1) Irshad Manji (1) Jamu Tradisional (1) Jelajah Sepeda-Kompas (1) Jimat Trenggalek (1) Judi/Togel (1) Kuliner (1) Malaysia (1) Maria Verchenova: Russian golferMaria Verchenova: Russian golfer (1) Moammar Khadafi (1) Parcel (1) Perempuan (1) Pers (1) Pramuka (1) Psikologi (1) Resensi Buku (1) Sepak Bola (1) Sumpah Pemuda (1) TNI (1) Tradisional (1)
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes

Back To Top