EMIL ADOLF von BEHRING, atau terlahir Adolf Emil Behring (lahir 15 Maret 1854 – meninggal 31 Maret 1917 pada umur 63 tahun) adalah seorang dokter dan ahli fisiologi Jerman. Ia dikenal luas sebagai pelopor yang hebat dalam pengembangan terapi serum, khususnya terapi serum untuk mengobati penyakit radang selaput lendir (diphteria). Berkat terapi yang ditemukannya, dunia kedokteran mempunyai salah satu senjata ampuh untuk melawan penyakit dan kematian yang ditimbulkannya. Prestasi ilmiah yang mendasar ini mengantarkannya sebagai peraih Hadiah Nobel Kedokteran di tahun 1901.
Emil Adolf Behring lahir di kota Hansdorf, Deutsch-Eylau, Jerman. Ia anak tertua dari 13 bersaudara, hasil pernikahan kedua dari seorang guru. Ayahnya yang beranak banyak tak sanggup menyekolahkannya ke perguruan tinggi kendati prestasi akademik Behring luar biasa. Pada tahun 1874, akibat kebuntuhan finansial itu, Behring memilih kuliah di Sekolah Tinggi Kedokteran Tentara yang berlokasi di Berlin. Selama mengenyam pendidikan di sini, ia tak ditarik biaya tetapi wajib militer selama banyak tahun harus ia jalani.
Pada tahun 1878, ia berhasil menyabet gelar dokter dan dua tahun kemudian ujian negara ia selesaikan dengan sangat berhasil. Selanjutnya ia ditempatkan di Wohlau dan Posen di Polandia. Selama berada di Posen, persisnya di Pusat Percobaan Kimia Posen, Behring tak hanya membuka praktek tetapi juga mempelajari hal-hal yang bertalian dengan penyakit akibat bakteri. Dalam kurun 1881-1883, ia menggulir riset penting mengenai iodoform dan di sini ia menarik kesimpulan bahwa iodoform tidak cuma membunuh kuman tetapi juga berfungsi sebagai antitoksin yang sanggup menetralisasi racun akibat basil atau bakteri berbentuk batang. Pendapat ini ia publikasikan di tahun 1882 dan badan pemerintah Jerman segera tertarik dengan kemampuannya sebagai ilmuwan dan peneliti yang hebat. Oleh pemerintah, Behring lantas dikirim kepada C. Binz, seorang ahli medis di Bonn, untuk mengasah kecakapannya meneliti.
Pada tahun 1888 ia diminta kembali ke Berlin dan bekerja sebagai asisten Robert Koch di Institut Ilmu Kesehatan. Ia bergiat di sini selama beberapa tahun dan berikutnya mengikuti Koch pindah ke Institut Penyakit Menular. Di tempat ini Behring tak hanya berkolaborasi dengan Koch tetapi juga dengan P. Ehrlich. Pada tahun 1894, prestasi akademik Behring diakui secara luas dan ia diangkat menjadi profesor bidang ilmu kesehatan di Universitas Halle. Satu tahun kemudian ia menduduki jabatan yang sama di Universitas Marburg.
Sejumlah riset terpenting yang dijalankan Behring membuka jalan bagi riset-riset lebih lanjut oleh Koch, Ehrlich, Loffer, Raux, Yersin dan lain-lainnya dan secara keseluruhan semua riset ini membangun fondasi pengetahuan modern mengenai kekebalan terhadap penyakit akibat bakteri. Secara khusus Behring dikenang oleh dunia sains berkat penelitiannya yang brilian tentang penyakit radang selaput lendir dan TBC. Ia bergerak di bidang ini menyusul kerja E. Raux dan A. Yersin di Institut Pasteur selama 1888-1890. Kala itu kedua ilmuwan Perancis ini menemukan bahwa cairan bebas basil yang mereka saring dari biakan bakteri penyebab diphteri ternyata mengandung zat toksin yang akan menyulut gejala-gejala diphteri jika disuntikkan ke dalam tubuh hewan.
Berikutnya di tahun 1890, I. Brieger dan C. Fraenkel menemukan zat toksin yang mereka sebut toxalbumin. Bahan ini mereka peroleh dari biakan basil penyebab diphteri. Apabila toxalbumin disuntikkan dengan dosis yang tepat pada binatang percobaan, hewan ini akan terlindungi dari serangan diphteri. Menindaklanjuti dua percobaan itu, Behring berusaha meneliti apakah kuman-kuman dalam tubuh dapat dibasmi oleh campuran iodoform dan berbagai obat pembasmi basil lainnya. Kuman-kuman yang ia coba adalah basil penyebab diphteri dan tetanus. Langkah-langkah Behring di sini kemudian berkembang menjadi terapi baru bagi kedua penyakit itu.
Di tahun 1891, bersama S. Kitasato, ia mengumumkan temuan bahwa biakan kaldu steril dari basil diphteri atau tetanus dalam dosis tertentu dapat membuat tubuh binatang memproduksi zat-zat dalam darah -yakni sejenis antitoksin- yang sanggup menetralkan toksin hasil kerja kuman-kuman itu. Mereka juga mengatakan antitoksin yang dihasilkan seekor binatang dapat menciptakan kekebalan pada binatang lainnya. Selain itu zat yang sama juga bisa mengobati binatang yang menunjukkan gejala-gejala terserang diphteri. Penemuan besar ini menggoncang dunia medis dan aplikasinya yang luas dan efektif segera dilakukan oleh banyak ilmuwan lain di luar Jerman. Di lini lain dari penyelidikannya, Behring, pada tahun 1898, menemukan bahwa kekebalan terhadap diphteri bisa diperoleh melalui suntikan toksin diphteri yang telah dinetralkan oleh antitoksinnya. Pada tahun 1907, Theobald Smith menegaskan bahwa kombinasi toksin-antitoksin seperti ini bisa digunakan untuk menciptakan kekebalan yang sama pada manusia.
Pada tahun-tahun berikutnya menjadi jelas bagi dunia ilmu kedokteran modern bahwa campuran toksin-antitoksin yang ditemukan Behring merupakan metode yang sangat tepercaya untuk membentuk kekebalan dalam tubuh manusia. Sejak 1913 dan seterusnya, berkat aplikasi yang luas atas temuan itu, diphteri terhapus dari daftar penyakit yang menghantui kehidupan manusia. Reputasi Behring berkibaran secara global seiring dengan perkembangan ini.
Pada tahun 1901, ia mulai sakit-sakitan dan berhenti mengajar namun tetap menggulir penelitian. Risetnya terfokus pada penyakit TBC. Sebuah perusahaan komersial mendirikan laboratorium yang lengkap untuk menyokong kerjanya di Marburg. Pada tahun 1914, di kota yang sama, Behring mendirikan Behringwerke sebagai tempat untuk membuat serum dan vaksin dan menggulir ujicoba ilmiah. Bisnis serum dan vaksin ini membuat hidupnya sangat berkecukupan. Ia punya tanah yang luas di Marburg, lengkap dengan rupa-rupa ternak yang bisa ia manfaatkan untuk bereksperimen.
Kumpulan pemikiran Behring yang sangat berharga diterbitkan tahap demi tahap dari tahun 1893 hingga 1915. Atas serangkaian prestasi ilmiahnya yang hebat, ia meraih banyak sekali tanda jasa. Sebagai contoh, setelah bergelar profesor di tahun 1893, Behring dianugerahi predikat “Geheimer Medizinalrat” dan menjadi pejabat dalam barisan orang-orang terhormat Perancis. Tak lama kemudian ia diberi gelar kehormatan oleh masyarakat Italia, Turki, Perancis menyusul pengumumannya sebagai peraih Hadiah Nobel Kedokteran di tahun 1901. Medali sains ia koleksi dari antara lain Jerman, Turki dan Rumania. Di Marburg sendiri ia diangkat ke posisi “Ehrenburger”. Behring menikah dengan Else Spinola di tahun 1896 dan memiliki tujuh anak dari perkawinan ini. Tanggal 31 Maret 1917 ia meninggal dunia di Marburg.
Dari berbagai sumber: id.wikipedia.org, nobelprize, Foto
Emil Adolf Behring lahir di kota Hansdorf, Deutsch-Eylau, Jerman. Ia anak tertua dari 13 bersaudara, hasil pernikahan kedua dari seorang guru. Ayahnya yang beranak banyak tak sanggup menyekolahkannya ke perguruan tinggi kendati prestasi akademik Behring luar biasa. Pada tahun 1874, akibat kebuntuhan finansial itu, Behring memilih kuliah di Sekolah Tinggi Kedokteran Tentara yang berlokasi di Berlin. Selama mengenyam pendidikan di sini, ia tak ditarik biaya tetapi wajib militer selama banyak tahun harus ia jalani.
Pada tahun 1878, ia berhasil menyabet gelar dokter dan dua tahun kemudian ujian negara ia selesaikan dengan sangat berhasil. Selanjutnya ia ditempatkan di Wohlau dan Posen di Polandia. Selama berada di Posen, persisnya di Pusat Percobaan Kimia Posen, Behring tak hanya membuka praktek tetapi juga mempelajari hal-hal yang bertalian dengan penyakit akibat bakteri. Dalam kurun 1881-1883, ia menggulir riset penting mengenai iodoform dan di sini ia menarik kesimpulan bahwa iodoform tidak cuma membunuh kuman tetapi juga berfungsi sebagai antitoksin yang sanggup menetralisasi racun akibat basil atau bakteri berbentuk batang. Pendapat ini ia publikasikan di tahun 1882 dan badan pemerintah Jerman segera tertarik dengan kemampuannya sebagai ilmuwan dan peneliti yang hebat. Oleh pemerintah, Behring lantas dikirim kepada C. Binz, seorang ahli medis di Bonn, untuk mengasah kecakapannya meneliti.
Pada tahun 1888 ia diminta kembali ke Berlin dan bekerja sebagai asisten Robert Koch di Institut Ilmu Kesehatan. Ia bergiat di sini selama beberapa tahun dan berikutnya mengikuti Koch pindah ke Institut Penyakit Menular. Di tempat ini Behring tak hanya berkolaborasi dengan Koch tetapi juga dengan P. Ehrlich. Pada tahun 1894, prestasi akademik Behring diakui secara luas dan ia diangkat menjadi profesor bidang ilmu kesehatan di Universitas Halle. Satu tahun kemudian ia menduduki jabatan yang sama di Universitas Marburg.
Sejumlah riset terpenting yang dijalankan Behring membuka jalan bagi riset-riset lebih lanjut oleh Koch, Ehrlich, Loffer, Raux, Yersin dan lain-lainnya dan secara keseluruhan semua riset ini membangun fondasi pengetahuan modern mengenai kekebalan terhadap penyakit akibat bakteri. Secara khusus Behring dikenang oleh dunia sains berkat penelitiannya yang brilian tentang penyakit radang selaput lendir dan TBC. Ia bergerak di bidang ini menyusul kerja E. Raux dan A. Yersin di Institut Pasteur selama 1888-1890. Kala itu kedua ilmuwan Perancis ini menemukan bahwa cairan bebas basil yang mereka saring dari biakan bakteri penyebab diphteri ternyata mengandung zat toksin yang akan menyulut gejala-gejala diphteri jika disuntikkan ke dalam tubuh hewan.
Berikutnya di tahun 1890, I. Brieger dan C. Fraenkel menemukan zat toksin yang mereka sebut toxalbumin. Bahan ini mereka peroleh dari biakan basil penyebab diphteri. Apabila toxalbumin disuntikkan dengan dosis yang tepat pada binatang percobaan, hewan ini akan terlindungi dari serangan diphteri. Menindaklanjuti dua percobaan itu, Behring berusaha meneliti apakah kuman-kuman dalam tubuh dapat dibasmi oleh campuran iodoform dan berbagai obat pembasmi basil lainnya. Kuman-kuman yang ia coba adalah basil penyebab diphteri dan tetanus. Langkah-langkah Behring di sini kemudian berkembang menjadi terapi baru bagi kedua penyakit itu.
Di tahun 1891, bersama S. Kitasato, ia mengumumkan temuan bahwa biakan kaldu steril dari basil diphteri atau tetanus dalam dosis tertentu dapat membuat tubuh binatang memproduksi zat-zat dalam darah -yakni sejenis antitoksin- yang sanggup menetralkan toksin hasil kerja kuman-kuman itu. Mereka juga mengatakan antitoksin yang dihasilkan seekor binatang dapat menciptakan kekebalan pada binatang lainnya. Selain itu zat yang sama juga bisa mengobati binatang yang menunjukkan gejala-gejala terserang diphteri. Penemuan besar ini menggoncang dunia medis dan aplikasinya yang luas dan efektif segera dilakukan oleh banyak ilmuwan lain di luar Jerman. Di lini lain dari penyelidikannya, Behring, pada tahun 1898, menemukan bahwa kekebalan terhadap diphteri bisa diperoleh melalui suntikan toksin diphteri yang telah dinetralkan oleh antitoksinnya. Pada tahun 1907, Theobald Smith menegaskan bahwa kombinasi toksin-antitoksin seperti ini bisa digunakan untuk menciptakan kekebalan yang sama pada manusia.
Pada tahun-tahun berikutnya menjadi jelas bagi dunia ilmu kedokteran modern bahwa campuran toksin-antitoksin yang ditemukan Behring merupakan metode yang sangat tepercaya untuk membentuk kekebalan dalam tubuh manusia. Sejak 1913 dan seterusnya, berkat aplikasi yang luas atas temuan itu, diphteri terhapus dari daftar penyakit yang menghantui kehidupan manusia. Reputasi Behring berkibaran secara global seiring dengan perkembangan ini.
Pada tahun 1901, ia mulai sakit-sakitan dan berhenti mengajar namun tetap menggulir penelitian. Risetnya terfokus pada penyakit TBC. Sebuah perusahaan komersial mendirikan laboratorium yang lengkap untuk menyokong kerjanya di Marburg. Pada tahun 1914, di kota yang sama, Behring mendirikan Behringwerke sebagai tempat untuk membuat serum dan vaksin dan menggulir ujicoba ilmiah. Bisnis serum dan vaksin ini membuat hidupnya sangat berkecukupan. Ia punya tanah yang luas di Marburg, lengkap dengan rupa-rupa ternak yang bisa ia manfaatkan untuk bereksperimen.
Kumpulan pemikiran Behring yang sangat berharga diterbitkan tahap demi tahap dari tahun 1893 hingga 1915. Atas serangkaian prestasi ilmiahnya yang hebat, ia meraih banyak sekali tanda jasa. Sebagai contoh, setelah bergelar profesor di tahun 1893, Behring dianugerahi predikat “Geheimer Medizinalrat” dan menjadi pejabat dalam barisan orang-orang terhormat Perancis. Tak lama kemudian ia diberi gelar kehormatan oleh masyarakat Italia, Turki, Perancis menyusul pengumumannya sebagai peraih Hadiah Nobel Kedokteran di tahun 1901. Medali sains ia koleksi dari antara lain Jerman, Turki dan Rumania. Di Marburg sendiri ia diangkat ke posisi “Ehrenburger”. Behring menikah dengan Else Spinola di tahun 1896 dan memiliki tujuh anak dari perkawinan ini. Tanggal 31 Maret 1917 ia meninggal dunia di Marburg.
Dari berbagai sumber: id.wikipedia.org, nobelprize, Foto
Artikel Terkait :
- Joseph H. Taylor Jr, Penemu Pulsar Jenis Baru Membuka Peluang Studi Gravitasi
- Russel Alan Hulse, Pakar Astrofisika dan Sistem Model Komputer
- Georges Charpak, Peraih Nobel Fisika 1992
- Daftar Artikel Biografi Peraih Nobel (1)
- Daftar Artikel Biografi Peraih Nobel (2)
- Robert C. Merton Peraih Nobel Ekonomi 1997 Bersama Myron Socholes
- Myron S. Scholes, Peraih Nobel Ekonomi 1997 Bersama Robert Merton
4 Komentar:
nice post :)
@ eo kids party : Thanks :)
perasaan tokoh tersebut mirip ma prof. Morriaty di film sherlock holmes : game of shadow...
coba perhatikan dech....hehehe..peace
@ Ellys Directory : Rasanya memang wajah tokoh yang satu ini cukup handsome untuk dijadikan profile pelaku dalam sebuah film. Deal, ahhh... Salam sahabat.
Posting Komentar
"Bila Anda berkenan, dengan segala kerendahan hati, saya mohon, sudilah menuliskan komentar di sini; Bagi Anda yang berniat Copas konten blog, saya persilahkan, dan tolong link balik diikutkan. Terima kasih, Love and Peace".