Lebaran Tradisional Kupatan 7 Syawal 1431 H terasa lebih meriah lagi. Ada yang baru dalam kemeriahannya. Kendati idea dan tujuannya sama yakni antara lain memecah totalitas massa demi menghindari kemacetan dan tragedi kecelakaan lalu lintas, namun atraksi yang disajikan ada pergantian.
Baha’ul Mun’im (33) lebih dikenal dengan Gus Baha’ adalah putra dari Kiyai Dhanan (alm) pendiri Ponpes Kelutan “Kidul Kali”. Sejak
Baha’ul Mun’im (33) lebih dikenal dengan Gus Baha’ adalah putra dari Kiyai Dhanan (alm) pendiri Ponpes Kelutan “Kidul Kali”. Sejak
remaja, pemuda atletis dan manis ini sangat akrab dengan komunitas generasi muda di Trenggalek tanpa melihat dari status maupun golongan. Hampir seluruh generasi tua dan muda di kawasan Kota Kripik Tempe mengenalnya sebagai figur religius yang merakyat dan dekat dengan rakyat jelata, kreatif dan berdedikasi tinggi. Setelah Abahnya wafat, maka dialah yang kini mempelopori Ponpes Kelutan “Kidul Kali”.
Dalam rangka merayakan Lebaran Kupatan 7 Syawal 1431 H (Jum'at, 17/09) kali ini, Gus Baha’ konsisten dengan gebrakan yang kreatif, positif dan dinamis, bekerja sama dengan komunitas warga di Kelurahan Kelutan Kecamatan Trenggalek.
“Bukan saya kreator dan penyelenggaranya, tapi ini adalah persembahan dari komunitas warga Kelutan”, kata Gus Baha’ dengan tawaddhu dan tegas. Warga sepakat menggelar kegiatan dibawah bendera “Komunitas SATU (S-portif, A-ktif, T-oleran dan Y-unnete)”. Anggota tetap komunitas SATU adalah warga Kelutan, namun tidak menutup kemungkinan akan kehadiran anggota tetap dari luar, kata Gus Baha’ menjelaskan.
Pagelaran aneka kesenian seperti Band, Dandut, Hadrah, Elektone dan juga Group Barongsai dari Tulungagung, dikemas dengan apik dan menawan demi memeriahkan Lebaran “Kupatan” kali ini.
"Tahun lalu kami tampilkan group Reyog Ponorogo, dan segara kami gelar Barongsai atau Liang-Liong dari Tulungagung. Insyaallah akan kami selenggarakan rutin setiap tahun”, ujar Gus Baha'.
Tujuannya, pertama untuk mengurangi kemacetan tatkala lebaran Kupatan, selama ini antusiasisme masyarakat terpusat ke Durenan. Kedua, mempersatukan komunitas yang beraneka, antara lain seni spiritual/religius, olahraga, dan kehidupan berkesenian yang lain. Ketiga, melestarikan kerukunan warga dalam kehidupan sosial dengan keberagaman visi dan religi, melebur dan menyatu di panggung entertain. Menciptakan kerukunan warga dari seluruh unsur dan elemen, mulai dari tingkat bawah hingga menengah ke atas.
Dalam rangka merayakan Lebaran Kupatan 7 Syawal 1431 H (Jum'at, 17/09) kali ini, Gus Baha’ konsisten dengan gebrakan yang kreatif, positif dan dinamis, bekerja sama dengan komunitas warga di Kelurahan Kelutan Kecamatan Trenggalek.
“Bukan saya kreator dan penyelenggaranya, tapi ini adalah persembahan dari komunitas warga Kelutan”, kata Gus Baha’ dengan tawaddhu dan tegas. Warga sepakat menggelar kegiatan dibawah bendera “Komunitas SATU (S-portif, A-ktif, T-oleran dan Y-unnete)”. Anggota tetap komunitas SATU adalah warga Kelutan, namun tidak menutup kemungkinan akan kehadiran anggota tetap dari luar, kata Gus Baha’ menjelaskan.
Pagelaran aneka kesenian seperti Band, Dandut, Hadrah, Elektone dan juga Group Barongsai dari Tulungagung, dikemas dengan apik dan menawan demi memeriahkan Lebaran “Kupatan” kali ini.
"Tahun lalu kami tampilkan group Reyog Ponorogo, dan segara kami gelar Barongsai atau Liang-Liong dari Tulungagung. Insyaallah akan kami selenggarakan rutin setiap tahun”, ujar Gus Baha'.
Tujuannya, pertama untuk mengurangi kemacetan tatkala lebaran Kupatan, selama ini antusiasisme masyarakat terpusat ke Durenan. Kedua, mempersatukan komunitas yang beraneka, antara lain seni spiritual/religius, olahraga, dan kehidupan berkesenian yang lain. Ketiga, melestarikan kerukunan warga dalam kehidupan sosial dengan keberagaman visi dan religi, melebur dan menyatu di panggung entertain. Menciptakan kerukunan warga dari seluruh unsur dan elemen, mulai dari tingkat bawah hingga menengah ke atas.
“Kami selenggarakan kegiatan ini bukan untuk mengalihkan “Durenan” ke Kelutan, tapi sebaliknya justru mendukung sepenuhnya tradisi Kupatan serta membantu mencegah terjadinya hal-hal yang tidak terduga, seperti kemacetan atau kecelakaan lalulintas yang disebabkan totalitas arus warga Trenggalek yang terpusat pada Durenan”, ujar Gus Baha’ menolak anggapan negatif atas kreativitas Komunitas SATU tersebut.
Dana kegiatan murni bersumber dari anggota, donatur lokal, dana kas masyarakat Kelutan dan Karang Taruna. Tidak sepeser pun dana yang berasal dari luar. Masyarakat Kelutan sangat bangga dengan kegiatan ini, sehingga mereka tidak segan-segan untuk berpartisipasi aktif demi mensukseskannya.
Sementara itu pengunjung sangat membludag, membanjiri setiap pementasan yang disajikan, mereka datang dari jauh seperti dari Karangan, Tugu, Suruh, Bendungan, dan Pule “Kami sekeluarga datang jauh-jauh dari Desa Puru dan Gamping, (Kecamatan Suruh/Red) untuk menyaksikan konser Hadrah dan lainnya,” kata Lia Azizah (23) salah seorang pengunjung yang datang dengan rombongannya, sambil menambahkan bila dirinya dan warga lain yang hadir merasa terhibur dan sangat berterima kasih pada Pondok “Kidul Kali” yang sudah menyediakan hiburan gratis dan bisa menikmati hidangan Ketupat Lebaran yang disediakan panitia tanpa harus jauh-jauh ke Durenan.
Dana kegiatan murni bersumber dari anggota, donatur lokal, dana kas masyarakat Kelutan dan Karang Taruna. Tidak sepeser pun dana yang berasal dari luar. Masyarakat Kelutan sangat bangga dengan kegiatan ini, sehingga mereka tidak segan-segan untuk berpartisipasi aktif demi mensukseskannya.
Sementara itu pengunjung sangat membludag, membanjiri setiap pementasan yang disajikan, mereka datang dari jauh seperti dari Karangan, Tugu, Suruh, Bendungan, dan Pule “Kami sekeluarga datang jauh-jauh dari Desa Puru dan Gamping, (Kecamatan Suruh/Red) untuk menyaksikan konser Hadrah dan lainnya,” kata Lia Azizah (23) salah seorang pengunjung yang datang dengan rombongannya, sambil menambahkan bila dirinya dan warga lain yang hadir merasa terhibur dan sangat berterima kasih pada Pondok “Kidul Kali” yang sudah menyediakan hiburan gratis dan bisa menikmati hidangan Ketupat Lebaran yang disediakan panitia tanpa harus jauh-jauh ke Durenan.
Sementara Nurkholis (18) dari Dongko, menyampaikan komentar senada, dan kebanyakan para pengunjung sangat berharap kegiatan tersebut berkelanjutan sampai anak cucu mereka kelak. Kegiatan ini dimulai sejak pukul 07.00 pagi dan berakhir tepat pukul 11.00 (WIB) menjelang shalat Jum'at, sesuai dengan perizinan yang diajukan pada yang berwajib.
7 Komentar:
salam sahabat
ehm kayak nek cino nuh barhongsai-an.good luck
@Dhana/戴安娜 Betul, tapi yang main juga ada yang chiness loh...ee..mereka juga pakai baju merah-merah itu yang liong nya... thnx
Mohon kalau main seperti itu jangan di jalanan..... apalagi dijalur utama...! kasihan yang lewat ! walaupun alasanya cuma setahun sekali ! sayapun juga senang liat pertunjukan seni seperti itu !
@CahKutho Bila panjenengan maos postingan ini, Insyaallah pirsa, maksudnya gus Baha' menyeenggarakan kupatan di Pondok Kidul Kali. Kalau boten teng jalanan situ... lajeng wonten pundi, Kangmas, Tolong solusi panjenengan. Makasih...
Makaten KangMas.... saget dateng nglebet pondok.... saget ugi dateng ngajeng gedung hayawuruk..... saget ugi radosan mujur ngilen radosan mbah Jam.... sampun dateng radosan utami...... sahinggo mboten ndadosaken macet ingkang tindak luar kota.......makaten KangMas..... ngapunten bilih wonten kekilafan kawula.......
@CahKutho Okay, Dimas CahKutho, saya yakin bahwa Gus Baha' dan para sahabat dari Komunitas Satu membaca komentar anda ini. Gus Baha' adalah salah satu tokoh Islam masa depan, yang lahir dari pondok Kidul Kali, yang memiliki wawasan luas dan canggih dalam ilmu pengetahuan duniawi, bukan hanya masalah ke-Islam-an. Salam sukses dan semoga Panjenengan (CahKutho) senangtiasa dalam lindungan Allah SWT.
@ e-news: Thanks, and now..will go to your's, Guys
Posting Komentar
"Bila Anda berkenan, dengan segala kerendahan hati, saya mohon, sudilah menuliskan komentar di sini; Bagi Anda yang berniat Copas konten blog, saya persilahkan, dan tolong link balik diikutkan. Terima kasih, Love and Peace".