Cape Town - Italia akan memulai kampanye mempertahankan gelar Piala Dunia dengan menghadapi Paraguay di penyisihan Grup F di stadion Green Point, Selasa (15/6) dini hari nanti. Dengan bermodalkan pemain-pemain veteran Piala Dunia 2006, Azzurri diragukan dapat mengulang sukses.
Pelatih Marcello Lippi mempertahankan sembilan pemain yang turut mengantarkan Italia meraih gelar Piala Dunia keempat mereka di Jerman empat tahun lalu. Sejumlah pemain seperti Fabio Cannavaro dan Gianluca Zambrotta masih dipercaya Lippi sebagai kekuatan inti. Meski dikritik, Lippi tetap yakin skuatnya masih bisa menunjukkan prestasi seperti yang mereka raih di Jerman.
Hadangan pertama yang harus mereka lewati adalah Paraguay, tim Amerika Selatan yang lolos ke putaran final sebagai runner up grup. Mampu mengalahkan Brasil dan Argentina di babak kualifikasi, skuat Gerardo Martino itu diyakini akan memberikan kesulitan bagi Italia.
Lippi pun menyadari kalau skuatnya diragukan pada laga nanti. Terlebih mereka akan tampil tanpa gelandang jenius Andrea Pirlo yang masih dalam proses penyembuhan karena cedera. Namun menurut mantan pelatih Juventus tersebut, pengalaman serta mental yang dimiliki skuarnya akan mampu memberikan hasil positif pada laga pertama mereka nanti.
"Tidak masalah," kata Lippi menyikapi soal diragukannya kekuatan Italia di turnaman kali ini. "Dalam hal apapun, resep terbaik adalah memasak bumbu di dalam panci yang tua," katanya mengibaratkan.
Hal tersebut juga diiyakan kapten tim Cannavaro. Menurut bek 36 tahun tersebut timnya memang tidak mempunyai pemain bintang namun meski begitu dalam kompetisi ini tidak ada satu pun yang dapat menghalangi mereka untuk mempertahankan gelar.
"Kami tidak memiliki bintang seperti (Cristiano) Ronaldo, (Leonel) Messi atau (Wayne) Rooney, dan kami tidak bisa bermain seperti Brasil, Spanyol atau Portugal. Tapi ketika kami datang untuk mempertahankan gelar tidak ada orang yang bisa menghalangi kami," timpal Cannavaro.
Jika Italia diyakinkan dengan semangat tim dan juga mental yang mereka miliki, Paraguay, pada laga nanti justru bermodalkan pengalaman pemain-pemain yang merumput di klub-klub Eropa macam Nelson Haedo Valdez di Borussia Dortmund atau Roque Santa Cruz di Manchester City. Menurut Martino, Valdez dan Santa Cruuz bisa memberikan ancaman serius bagi pertahanan Italia yang terkenal sebagai salah satu yang terkuat di dunia.
Selain mengandalkan pengalaman pemain-pemain yang merumput di Eropa sebagai ujung tombak, Martino juga akan memperkuat barisan gelandangnya untuk menguasai sektor lapangan tengah yang menurutnya akan menjadi sektor lemah Italia pada laga nanti. Menurut Martino, tanpa adanya Pirlo, skema 4-3-3 yang kemungkinan diinstruksikan Lippi tidak terlalu efektif .
"Pertandingan ini akan menjadi pertempuran di lini tengah, tanpa diragukan lagi, ini pasti akan menjadi pertarunghan yang kompetitif," kata gelandang Paraguay Enrique Vera. "Kami akan bekerja keras untuk menguasai bola di lapangan tengah. Itulah cara menghancurkan Italia," sambungnya.
Italia dan Paraguay sendiri baru dua kali bertemu dimana keduanya berhasil dimenangkan oleh Italia. Pertemuan pertama kedua tim terjadi di Piala Dunia Brasil 1950, di pertemuan ini La Nazionale mencatat kemenangan 2-0 sementara pertemuan terkahir terjadi di Piala Dunia 1998 dimana Italia menang 3-1.
Namun meski kalah dalam rekor pertemuan, Paraguay sedikit unggul dari catatan Italia dalam persiapan mereka di menuju putaran final. Dalam laga ujicoba La Albirrojamampu mengalahkan Korea Utara dan Yunani, imbang dengan Pantai Gading dan kalah dari Republik Irlandia. Sementara Italia hanya mencatat hasil imbang melawan Swiss dan kalah dari Meksiko.
Pelatih Marcello Lippi mempertahankan sembilan pemain yang turut mengantarkan Italia meraih gelar Piala Dunia keempat mereka di Jerman empat tahun lalu. Sejumlah pemain seperti Fabio Cannavaro dan Gianluca Zambrotta masih dipercaya Lippi sebagai kekuatan inti. Meski dikritik, Lippi tetap yakin skuatnya masih bisa menunjukkan prestasi seperti yang mereka raih di Jerman.
Hadangan pertama yang harus mereka lewati adalah Paraguay, tim Amerika Selatan yang lolos ke putaran final sebagai runner up grup. Mampu mengalahkan Brasil dan Argentina di babak kualifikasi, skuat Gerardo Martino itu diyakini akan memberikan kesulitan bagi Italia.
Lippi pun menyadari kalau skuatnya diragukan pada laga nanti. Terlebih mereka akan tampil tanpa gelandang jenius Andrea Pirlo yang masih dalam proses penyembuhan karena cedera. Namun menurut mantan pelatih Juventus tersebut, pengalaman serta mental yang dimiliki skuarnya akan mampu memberikan hasil positif pada laga pertama mereka nanti.
"Tidak masalah," kata Lippi menyikapi soal diragukannya kekuatan Italia di turnaman kali ini. "Dalam hal apapun, resep terbaik adalah memasak bumbu di dalam panci yang tua," katanya mengibaratkan.
Hal tersebut juga diiyakan kapten tim Cannavaro. Menurut bek 36 tahun tersebut timnya memang tidak mempunyai pemain bintang namun meski begitu dalam kompetisi ini tidak ada satu pun yang dapat menghalangi mereka untuk mempertahankan gelar.
"Kami tidak memiliki bintang seperti (Cristiano) Ronaldo, (Leonel) Messi atau (Wayne) Rooney, dan kami tidak bisa bermain seperti Brasil, Spanyol atau Portugal. Tapi ketika kami datang untuk mempertahankan gelar tidak ada orang yang bisa menghalangi kami," timpal Cannavaro.
Jika Italia diyakinkan dengan semangat tim dan juga mental yang mereka miliki, Paraguay, pada laga nanti justru bermodalkan pengalaman pemain-pemain yang merumput di klub-klub Eropa macam Nelson Haedo Valdez di Borussia Dortmund atau Roque Santa Cruz di Manchester City. Menurut Martino, Valdez dan Santa Cruuz bisa memberikan ancaman serius bagi pertahanan Italia yang terkenal sebagai salah satu yang terkuat di dunia.
Selain mengandalkan pengalaman pemain-pemain yang merumput di Eropa sebagai ujung tombak, Martino juga akan memperkuat barisan gelandangnya untuk menguasai sektor lapangan tengah yang menurutnya akan menjadi sektor lemah Italia pada laga nanti. Menurut Martino, tanpa adanya Pirlo, skema 4-3-3 yang kemungkinan diinstruksikan Lippi tidak terlalu efektif .
"Pertandingan ini akan menjadi pertempuran di lini tengah, tanpa diragukan lagi, ini pasti akan menjadi pertarunghan yang kompetitif," kata gelandang Paraguay Enrique Vera. "Kami akan bekerja keras untuk menguasai bola di lapangan tengah. Itulah cara menghancurkan Italia," sambungnya.
Italia dan Paraguay sendiri baru dua kali bertemu dimana keduanya berhasil dimenangkan oleh Italia. Pertemuan pertama kedua tim terjadi di Piala Dunia Brasil 1950, di pertemuan ini La Nazionale mencatat kemenangan 2-0 sementara pertemuan terkahir terjadi di Piala Dunia 1998 dimana Italia menang 3-1.
Namun meski kalah dalam rekor pertemuan, Paraguay sedikit unggul dari catatan Italia dalam persiapan mereka di menuju putaran final. Dalam laga ujicoba La Albirrojamampu mengalahkan Korea Utara dan Yunani, imbang dengan Pantai Gading dan kalah dari Republik Irlandia. Sementara Italia hanya mencatat hasil imbang melawan Swiss dan kalah dari Meksiko.
0 Komentar:
Posting Komentar
"Bila Anda berkenan, dengan segala kerendahan hati, saya mohon, sudilah menuliskan komentar di sini; Bagi Anda yang berniat Copas konten blog, saya persilahkan, dan tolong link balik diikutkan. Terima kasih, Love and Peace".